Selasa, 10 Januari 2012

Metodologi Studi Islam


MAKALAH
Metodologi Studi Islam
“Pendekatan Normatif”


DI SUSUN OLEH:
*      Zamriyantoni
*      Budi Hatta
*      Tri Deswinta

DOSEN PEMBIMBING
Dr. Zubaedi,M.Ag, M.Pd


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) BENGKULU
2011

  Kata Pengantar
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat dan hidayah yang diberikan-Nya sehingga tugas Makalah yang berjudul “Pendekatan Normatif” ini dapat penulis selesaikan. Makalah ini penulis buat sebagai kewajiban untuk memenuhi tugas kelompok yang diberikan dosen pebimbing.
Dalam kesempatan ini, penulis menghaturkan terimakasih yang dalam kepada dosen pembimbing yang telah memberikan tugas ini sebagai tugas kelompok dan bahan pembelajaran bagi penulis. Akhirnya penulis mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat membangun untuk mewujudkan kesempurnaan makalah ini yang sangat penulis hargai, penulis mengucapkan terimakasih.



Bengkulu, 03 Januari  2011
                                                                                                                                                                                                   Penulis







DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ............................................................................   i
DAFTAR ISI ......................................................................................   ii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................   iii
B. Rumusan Masalah...................................................................   iii
B. Tujuan .................................................................................   iii
BAB II. PEMBAHASAN          
A.    Pengertian Pendekatan Normatif................................................... 1
B.    Pembagian Pendekatan Normatif ................................................. 1
 B.1. Pendekatan Misionaris Tradisional.......................................... 1
 B.2. Pendekatan Apologetik........................................................ 1
 B.3. Pendekatan Irenic (Simpatik)................................................ 2
BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan ...........................................................................   4
B. Saran ...................................................................................   4
Daftar Pustaka










BAB I
Pendahuluan

A.   Latar Belakang
Islam telah menjadi kajian yang menarik minat banyak kalangan . Studi keislaman pun semakin berkembang. Islam tidak lagi dipahami hanya dalam pengertian historis dan doktriner, tetapi telah menjadi fenomena yang kompleks. Islam tidak hanya terdiri dari rangkaian petunjuk formal tentang bagaimana seorang individu harus memaknai kehidupannya. Islam telah menjadi sebuah sistem budaya, peradaban, komunitas politik, ekonomi dan bagian sah dari perkembangan dunia. Mengkaji dan mendekati Islam, tidak lagi mungkin hanya dari satu aspek, karenanya dibutuhkan metode dan pendekatan interdisipliner. Kajian agama, termasuk Islam, seperti disebutkan di atas dilakukan oleh sarjana Barat dengan menggunakan ilmu-ilmu sosial dan humanities, sehingga muncul sejarah agama, psikologi agama, sosiologi agama, antropologi agama, dan lain-lain.
Dalam perjalanan dan pengembangannya, sarjana Barat bukan hanya menjadikan masyarakat Barat sebagai lapangan penelitiannya, namun juga masyarakat di negara-negara berkembang, yang kemudian memunculkan orientalisme. Bahkan oleh Muhammad Abdul Raouf, Islamic Studies disebut dengan oriental studies. Sarjana Barat sebenarnya telah lebih dahulu dan lebih lama melakukan kajian terhadap fenomena Islam dari pelbagai aspek: sosiologis, cultural, perilaku politik, doktrin, ekonomi, perkembangan tingkat pendidikan, jaminan keamanan, perawatan kesehatan, perkembangan minat dan kajian intelektual, dan seterusnya.
B.   Rumusan Masalah
1.    Apa yang di maksud dengan pendekatan normatif dan apa kaitannya dengan pendekatan teologi?
2.    Barapa klasifikasi dalam pendekatan normatif ?

C.   Tujuan
*      Untuk memenuhi tugas yang diberi oleh dosen mata kuliyah MSI
*      Inggin mengetahui apa itu pendekatan normatif dalam MSI ?
*      Menambah Wawasan Tentang Pendekatan Normatif Atau Agama.



BAB II
Pembahasan

C.   Pengertian Pendekatan Normatif
Pendekatan normatif adalah suatu upaya memahami agama dengan menggunakan kerangka ilmu ketuhananyang bertolak dari suatu keyakinan bahwa suatu keagamaan dianggap sebagai yang paling benar dibandingkan dengan yang lainnya. Selain itu pendekatan ini memendang agama dari segi ajarannyayang pokok yang asli dari tuhan yang di dalamnya belum terdapat penalaran manusia, dan merupakan kebenaran mutlak dai tuhan, tidak ada kekurangan sedikitpun dan tampak bersikap ideal.
Amin Abdullah mengatakan bahwa teologi tidak pasti memacu kepada agama tertentu. Loyalitas terhadap kelompok sendiri, komitmen, dan dedikasi yang tinggi, serta penggunaan bahasa yang bersifat subjektif, yakni bahasa sebagai pelaku bukan sebagai pengamat adalah merupakan cirri yang melekat pada bentuk pemikiran teologis.[1]
Pendekatan teologis dalam pemahaman keagamaan adalah pendekatan yang menekankan pada bentuk forma atau symbol-simbol keagaman yang masing-masing bentukforma atau symbol-simbol keagamaan tersebut mengkalaim dirinya sebagai yang paling benar sedangkan yang lainnya adalah salah.dengan mengangap yang lain salah sehingga yang terjadi adalah pemisahan dan terkotak-kotak.[2] Dalam kaitan ini amin Abdullah mengatakan yang menarik perhatian sekaligus perlu dikaji lebih lanjut adalah mengapa ketika form keagamaan manusia telah terpecah dan termanifestasikan dalam wadah formal teologi atau agama tertentu, lalu wadah tersebut menuntut bahwa hanya kebenaran yang dimilikinyalah yang paling unggul dan paling benar.fonemena inilah yang disebut mengklaim kebenaran.
Berkenan dengan pendekatan teologi tersebut Amin Abdullah mengatakan bahwa pendekatan teologi semata-mata tidak dapat memecahkan masalah esensial pluraritas agama saat sekarang ini. Terlebih lagi kenyataan yang demikian harus di tambah, bahwa doktrin teologis pada dasarnya memang tidak pernah berdiri sendiri, terlepas dari jaringan institusi atau kelembagaan social kemasyarakan yang mendukung keberadaannya.
Dengan keterlibatan institusi dan pranata social kemasyarakatan dalam wilayah keberagamaan manusia itulah yang menjadi bahan subur bagi peneliti agama. Kemudian muncul trobosan baru untuk melihat pemikiran teologi yang termanifestasi dalam budaya tertentu secara lebih objektiflewat pengamatan empiric factual serta pranata-pranata social kemasyarakatan yang lebih mendukung keberadaannya.[3]
Sikap ekskusifisme teologis dalam memandang perbedaan dan pluralitas agama dapat merugikan bagi agama-agama yang lainnya bukan hanya itu bahakan dapat merugikan diri sendiri karena sikap semacam itu sesungguhnya mempersempit masuknya kebenaran-kebenaran baru yangbisa membuat hidup lebih lapang dan lebih kaya dengan nuansa. Kemungkinan besar sebuah agama mengalami deviasi atau penyimpangan dalam doktrindan praktinya.tetapi arogansiteologis yang memandang agama lain sebagai sesat sehingga harus dilakukan pertaubatan dan jika tidak berarti pasti masuk nerakamerupakan sikap yang jangan-jangan malah menjauhkan dari substansi sikap keberagamaan yang seba kasih dan santun dalam menajak kepada jalan kebenaran.[4]
         
D.   Pembagian Pendekatan Normatif
1.   Pendekatan Misionaris Tradisional
Pendekatan ini muncul dan digunakan pada abad ke-19 pada saat semaraknya aktivitas misionaris di kalangan gereja dan sekte Kristen dalam rangka merespon perkembangan pengaruh politik, ekonomi dan militer negara Eropa di beberapa bagian Asia dan Afrika. Para misionaris tertarik mengetahui dan mengkaji Islam dengan tujuan untuk mempermudah meng-kristen-kan orang beragama lain(proselytizing). Metode yang digunakan adalah komperatif antara keyakinan Islam dengan keyakinan Kristen yang senantiasa merugikan Islam. Harus diakui konstribusi para misionaris adalah sebagai konstributor awal untuk pertumbuhan ilmu Islam.
2.   Pendekatan Apologetik
Ciri dan karakter pemikiran Muslim pada abad ke-20 adalah pendekatan apologetik. Pendekatan apologetik muncul sebagai respon umat Islam terhadap situasi modern. Di hadapkan pada situasi modern, Islam ditampilkan sebagai agama yang sesuai dengan modernitas, agama peradaban seperti peradaban Barat. Pendekatan apologetik merupakan salah satu cara untuk mempertemukan kebutuhan masyarakat terhadap dunia modern dengan menyatakan bahwa Islam mampu membawa umat Islam ke dalam abad baru yang cerah dan modern. Tema seperti ini menjadi fokus kajian para penulis buku dari kalangan Islam atau Barat seperti Sayyid Amir Ali dengan bukunya The Spirit of Islam (1922), W.C. Smith, Modern Islam in India (1946), dan Islam in Modern History (1957).
Konstribusi para pengkaji Islam dengan pendekatan apologetik tersebut adalah melahirkan pemahaman tentang identitas baru terhadap Islam bagi generasi Islam dan terbentuknya kebanggaan yang kuat bagi mereka. Kajian apologetik ini telah dapat menemukan kembali berbagai aspek sejarah dan keberhasilan Islam yang sempat terlupakan oleh masyarakat. Hasilnya dapat dilihat dalam banyak aktivitas penelitian dan karya tulis yang menekankan pada warisan intelektual, kultural, dan agama Islam sendiri.
Seperti halnya misionaris yang tertarik mengkaji Islam, gerakan apologetik ini memiliki beberapa karakteristik. Oleh karena apologetik lebih concern pada bagaimana menampilkan Islam dalam performance yang baik, maka mereka sering terjebak dalam kesalahan yang tidak mengindahkan nilai keilmuan. Pendekatan apologetik sering menghasilkan literatur yang mengandung kesalahan dalam bentuk distorsi, selektivitas dan pernyataan yang berlebihan dalam menggunakan bukti, sering menampilkan sisi romantisme sejarah dan keberhasilan ummat Islam, dan kesalahan dalam melakukan analisis perbandingan, serta disemangati oleh sifat atau karakter tendensius. Kegagalan para apologis Muslim modern adalah melakukan kajian Islam dengan motif dan tujuan untuk mempertahankan diri dan bukan untuk tujuan ilmiah.
3.   Pendekatan Irenic (Simpatik)
Sejak perang dunia II telah berkembang gerakan yan berbeda di dunia Barat yang diwakili oleh kelompok agama dan universitas. Gerakan tersebut bertujuan memberikan apresiasi yang besar terhadap keberagamaan Islam dan memelihara sikap baru terhadap Islam. Upaya tersebut dalam rangka menghilangkan sikap negatif Kalangan Barat Kristen seperti prasangka, perlawanan, dan merendahkan terhadap tradisi Islam. Pada waktu yang bersamaan terjadi dialog dengan orang Islam dengan harapan membangun jembatan bagi terwujudnya sikap saling simpati antara tradisi agama dan bangsa. Pendekatan ini tetap memperoleh kritikan dari kalangan intelektual, mereka menghadapi kesulitan luar biasa dalam mempererat hubungan dengan orang Islam disebabkan kecurigaan di kalangan Muslim pada masa lampau.
Salah satu contoh pendekatan irenic dalam studi Islam adalah karya Kenneth Cragg. Melalui beberapa karya yang ditulis, Cragg menunjukkan kepada Kristen Barat beberapa unsur keindahan dan nilai keberagamaan yang menjiwai tradisi Islam, dan kewajiban orang Kristen adalah terbuka atau menerima hal tersebut. Cragg mampu menggambarkan bahwa Islam memperhatikan banyak problem dan isu yang juga fundamental menurut umat Kristen. Inti pesan Cragg adalah makna iman Islam adalah terealisasi dalam pengalaman Kristiani. Namun, dalam analisis akhirnya, Cragg tetap terpengaruh keyakinan Kristennya, bahkan ia mengatakan bahwa orang Islam harus menjadi Kristen dan hanya dengan cara demikian, orang Islam menjadi Islam kaffah. Konstribusi karya Cragg adalah bermanfaat untuk memberantas pandangan negatif terhadap Islam yang berkembang luas di kalangan Barat. Contoh lain pendekatan irenic diterapkan oleh W.C. Smith, terutama dalam karyanya The Faith of Other Men (1962) dan artikelnya berjudul “Comparative Religion, Whither and Why?”(1959). Hal utama yang ditampilkan dalam tulisan Smith adalah memahami keyakinan orang lain dan bukan untuk mentransformasikan keyakinan itu, atau dengan motif penyebaran agama. Dengan memilih Cragg dan Smith sebagai contoh penggunaan pendekatan irenic dalam studi Islam, Adams tidak bermaksud mengabaikan akademisi lain yang dapat dikategorikan dengan mereka berdua seperti Montgomery Watt, dan Geoffrey Parrinder.

















BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan
Dari penjelasan di atas dapat di simpulkan bahwa pendekatan normatif adalah suatu upaya memahami agama dengan menggunakan kerangka ilmu ketuhananyang bertolak dari suatu keyakinan bahwa suatu keagamaan dianggap sebagai yang paling benar dibandingkan dengan yang lainnya.

2 Komentar:

Pada 5 April 2014 pukul 22.35 , Blogger Unknown mengatakan...

daftar pustaka nya mana gan ?

 
Pada 29 Januari 2022 pukul 06.58 , Anonymous Anonim mengatakan...

Online Casino » $300 No Deposit Bonus + 200 FS (Dec 2021)
It is no surprise that casino-level 인카지노 gambling is more commonly known to a large population. It 바카라 is also หารายได้เสริม an online sportsbook that was designed to provide online

 

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda